
Editor: Yunikah
BOJONEGORO, megaposnews – Anggota DPRD Provinsi Jatim Nur Aziz, melakukan silaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur Jl. Pondok Pinang, Ngrowo Bojonegoro. Kedatangannya kali ini ingin bersilaturahmi kepada para Kyai beserta segenap santri, dan membahas kajian buku Aswaja.
Kyai H. Solikun selaku Pengasuh Pondok An-Nur menyambut hangat kedatang Nur Aziz. Nampak pula Kyai Ahmadi Ilyas Pengasuh Pondok Darul Ma’arif, Kyai Qomari Pengasuh Pondok Mbah Abdullah Sambiroto, Kyai Kholidin Rois Syuriah MWC Bojonegoro, Kyai Fathur Bari Pengasuh Jamaah Wel Wel, Kyai Abu Naib sesepuh Dauroh Ilmiah Bojonegoro, Kyai Mujahidin Pengasuh Majlis Taklim Ibtidaun Muttadiin Bojonegoro.
Selain itu, ada pula dosen UNUGIRI Bojonegoro Rifqi Azmi yang merupakan salah satu dari penulis buku Islam Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah. Buku ditulis oleh Ahmad Rifqi Azmi, Jauharul Ma’arif, Ridwan Hambali, Nurul Huda, Sholahuddin Siddiq, dan Su’udin Aziz.
Bicara soal Aswaja, Nur Aziz mengungkapkan bahwa menegakkan Ahlussunnah Wal jamaah harus didukung pemerintahan yang kuat. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kelahiran Tuban ini mengaku sempat merasakan sulitnya menjalankan ajaran Ahlussunnah pada orde baru sangat sulit, bahkan berkegiatan pada Pondok Pesantren tak bisa leluasa.
“Mengadakan kegiatan sangat sulit, banyak intimidasi dari aparat pemerintah saat itu. Kekuasaan dipegang oleh orde Baru Nahdlatul Ulama terpinggirkan. Saat itu kami sebagai mahasiswa Nahdlatul Ulama pun bergerak diskusi kecil-kecilan dan akhirnya mendirikan organisasi yang namanya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bojonegoro,” buka Nur Aziz menceritakan sedikit bagaimana awal mula PMII Bojonegoro lahir, Jumat (1/112/2023) malam lalu.
Bila negara ingin sesuai dengan Ahlussunnah, sambungnya, maka hdus ada dua sisi kuat yaitu agama dan negara. Satu sisi agama bisa berjalan baik ketika negara memiliki visi-misi seirama dengan agama yang ada.
“Konsep agama dan negara ini tidak bisa dipisahkan,” tandas Caleg DPR RI wilayah Bojonegoro-Tuban nomor urut 6 itu.
Buku Islam Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah, kata Nur Aziz, buku ini ada poin tentang resolusi jihad. Sejarah yang dikubur oleh pemerintah orde lama dan orde baru untuk mengungkap resolusi jihad juga butuh perjuangan.
Pada kesempatan yang sama, Rifqi Azmi yang menjadi salah satu pengarang buku mengatakan, bentuk negara adalah hal yang ijtihadi. Sebab, tak ada keterangan yang jelas dari Rosulullah secara spesifik.
“Rosulullah hanya memberikan informasi secara umum saja. Misal, pemimpin harus adil, pemimpin itu harus amanah, harus mempunyai welas asih kepada rakyatnya, harus bertanggungjawab. Hanya seperti itu contoh dari Rosulullah,” ujar laki-laki yang akrab disapa Gus Rifqi itu.