Peran perempuan dan kesetaraan disepakati menjadi bagian isu yang diperjuangkan bersama lewat Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat Dunia.
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengungkapkan hal itu di sela International Conference of Speakers of Consultative Assembly, Shura Council or Other Similar Names of the Organisation of Islamic Cooperation Member States, Rabu (26/10), di Bandung, Jawa Barat.
Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat untuk memperjuangkan sejumlah isu, termasuk peran perempuan dan kesetaraan itu memerlukan kerja sama yang kuat antarnegara lewat forum-forum konsultasi di Parliamentary Union of the Organisation of Islamic Cooperation Member States (PUIC) dan kerja sama yang konstruktif lainnya.
“Isu inklusivitas dan kesetaraan perempuan menjadi bagian semangat pembentukan forum kerja sama dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi negara-negara anggota,” ujar Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu.
Selain itu, tambah dia, isu krisis energi, pemberdayaan perempuan, penghormatan atas kedaulatan sebuah negara dan pembangunan berkelanjutan juga disampaikan oleh delegasi negara-negara anggota agar menjadi perhatian bersama.
Sidang dalam konferensi internasional pimpinan dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syuro, atau lembaga sejenis MPR/Consultative Assembly dari 15 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang berlangsung hingga Rabu (26/10) dini hari itu, secara musyawarah mufakat menyepakati dibentuknya Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat Dunia yang digagas oleh MPR Republik Indonesia dan akan bekerja sama dengan Perhimpunan Parlemen Negara-Negara Anggota OKI (PUIC).
Bahkan, ujar Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, dalam konferensi itu hadir pula delegasi dari negara Mozambiq yang penduduk muslimnya merupakan minoritas.
Rerie yakin dengan kolaborasi antarnegara yang kuat, berbagai tujuan mulia yang ingin dicapai bersama bisa diwujudkan.
Pada pembentukan forum tersebut, tambahnya, juga dilengkapi dengan pembentukan komite khusus yang bertugas menyempurnakan berbagai kebutuhan teknis forum, seperti road map dan arah perjuangan, hingga kebutuhan teknis kesekretariatan, hingga anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Rerie berharap, melalui Forum Majelis Permusyawaratan Dunia, negara-negara anggotanya bisa berjuang bersama-sama dengan berbagai lapisan rakyat dunia dalam menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan dunia.***